Jeruk pamelo kini telah menjadi salah satu ikon Kabupaten Pati.
Bahkan dikenal secara nasional. Buah ini merupakan khas dari daerah tersebut, dengan ukuran besar dan rasa yang unik, yang merupakan perpaduan manis, asam, dan sedikit pahit, berbeda dengan jeruk jenis lainnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Selain kelapa kopyor, jeruk pamelo telah menjadi simbol penting di Bumi Mina Tani. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati, Niken Tri Meiningrum, mengungkapkan, “Jeruk pamelo sudah menjadi ikon kami dengan rasa dan ciri khas yang tidak dimiliki daerah lain.”
Pemerintah Kabupaten Pati kini tengah mengembangkan komoditas lain, yaitu jambu lumut dari Kecamatan Kayen, dengan harapan bisa menjadi ikon baru seperti jeruk pamelo.
“Kami ingin memperkenalkan ikon-ikon baru seperti jambu lumut Kayen yang masih belum banyak dikenal, namun kami terus berupaya agar bisa lebih populer, terutama di kalangan masyarakat Pati,” tambah Niken.
Di Desa Bageng, Gembong, terdapat sentra jeruk pamelo yang juga menjadi desa wisata. Pengunjung dapat langsung memetik jeruk pamelo khas Pati dari pohonnya.
Alfi, salah seorang warga setempat, menjelaskan bahwa banyak pengunjung yang datang untuk membeli jeruk pamelo segar atau bahkan bibitnya untuk ditanam sendiri.
Nurul Huda, seorang penjual jeruk pamelo, mengungkapkan bahwa jeruk pamelo banyak dibeli oleh warga lokal maupun luar kota, terutama saat Lebaran.
Selain itu, Huda juga menyuplai jeruk pamelo ke toko modern dan mitra lainnya. “Untuk supermarket, 90 persen pengiriman kami ke luar kota. Saya tidak langsung menjual ke pengecer lokal kecuali ada yang membeli di depo,” katanya.
Sejak 2015, Huda sudah mulai mengelola bisnis jeruk pamelo dengan cara memasok buah dari petani lokal, yang kemudian ia kumpulkan dan distribusikan ke berbagai kota besar.
“Saya membeli hasil panen dari petani di gudang saya atau menyewa pohon mereka untuk satu hingga dua tahun, setelah itu saya beli buahnya dan jual ke luar Pati,” tuturnya. (van/*)